KOTA TERNATE

PROFIL KOTA TERNATE;

Kota Ternate lebih dahulu digunakan untuk menyebut daerah perkotaan yang berada di tengah Pulau Ternate, lokasi ibukota Provinsi Maluku Utara.Namun Kota Ternate juga merupakan sebutan resmi wilayah administratif yang meliputi delapan pulau; Ternate, Moti, Hiri, Mayau, Rifure, Maka, Mano dan Gurida. Tiga pulau terakhir tidak berpenghuni. Kota Ternate memiliki luas 206,77 km2 terbagi menjadi 4 kecamatan dengan Ternate sebagai ibukotanya. Wlilayahnya berbatasan dengan Selat Halmahera di sebelah timur, sedangkan di sebelah utara, selatan dan barat berbatasan dengan Laut Maluku.
Ternate dikenal sebagai pusat perdagangan dunia pada abad ke 13, saat pedagang Arab sampai ke Maluku Utara. Kemudian, di abad 16 berdatangan bangsa Eropa mulai dari Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris. Tujuan mereka sama, mencari rempah-rempah yang melimpah di wilayah ini. Aktivitas ini mejadikan Ternate sebagai jalur sutra perdagangan rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala. Perdagangan hingga sekarang memang menjadi kekuatan Ternate. Letaknya yang strategis sebagai jalur transportasi niaga dan pariwisata Terante-Bitung, Ternate-Papua, Ternate-Namlea, dan Ternate-Ambon memungkinkan untuk mewujudkan kota ini menjadi kota perdagangan dan pariwisata. Keindahan alam Ternate, adat istiadat, dan peninggalan sejarah sebagai bandar jalur sutra perdagangan rempah-rempah tempo dulu kiranya bisa menjadi daya tarik wisata.
Sebagai daerah yang wilayahnya berupa kepulauan, Ternate beruntung memiliki Pelabuhan Samudera Ahmad Yani yang sekaligus sebagai pintu masuk melalui jalur laut, serta Bandar Udara Sultan Babullah sebagai gerbang udara. Transportasi antarpulau dengan kapal ferry terdapat di Bastiong , Kecamatan Ternate Selatan. Komoditas Ternate seperti kayu lapis, kayu olahan, bujgkil, karton, ikan beku, ikan hidup, udang, cumi, pala, cokelat dikapalkan ke berbagai penjuru dunia melalui Pelabuhan Ahmad Yani.

Sumber Data:
Maluku Utara Dalam Angka 2008
BPS Propinsi Maluku Utara